Sabtu, 04 Desember 2010

Virus

Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).
Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV).


Sejarah penemuan

Virus mosaik tembakau merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron.
Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop.
Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan. Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa agen infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut dapat bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak berkurang setelah beberapa kali ditransfer antartanaman.Patogen mosaik tembakau disimpulkan sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum fluidum, yaitu sejenis cairan hidup pembawa penyakit.
Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi dapat melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri. Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.
Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau. Virus ini juga merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.


Struktur dan anatomi virus


Model skematik virus berkapsid heliks (virus mosaik tembakau): 1. asam nukleat (RNA), 2. kapsomer, 3. kapsid.
Virus merupakan organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri sehingga virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop cahaya.
Asam nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Genom virus dapat terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal. Selain itu, asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler. Jumlah gen virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai dengan beberapa ratus untuk yang terbesar. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal.
Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung. Protein yang menjadi lapisan pelindung tersebut disebut kapsid. Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa berbentuk bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus. Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein yang disebut kapsomer.


Bakteriofag terdiri dari kepala polihedral berisi asam nukleat dan ekor untuk menginfeksi inang.
Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein nukleokapsid) terikat langsung dengan genom virus. Misalnya, pada virus campak, setiap protein nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer. Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut nukleokapsid. Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus melekat pada selubung lipid tersebut. Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.


Virus cacar air memiliki selubung virus.
Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks. Struktur ini bisa bervariasi dari ukuran 20 nanometer hingga 400 nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri ikosahedral. Jumlah protein yang dibutuhkan untuk membentuk kapsid virus sferik ditentukan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein. Sebagai contoh, virus hepatitis B memiliki angka T=4, butuh 240 protein untuk membentuk kapsid. Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian jenis virus sferik dapat diselubungi lapisan lipid, namun biasanya protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam penginfeksian sel.
Seperti yang telah dijelaskan pada virus campak, beberapa jenis virus memiliki unsur tambahan yang membantunya menginfeksi inang. Virus pada hewan memiliki selubung virus, yaitu membran menyelubungi kapsid. Selubung ini mengandung fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi juga mengandung protein dan glikoprotein yang berasal dari virus. Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya. Ada pula beberapa jenis bakteriofag yang memiliki ekor protein yang melekat pada "kepala" kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fag untuk menempel pada suatu bakteri. Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.


Parasitisme virus

Jika bakteriofag menginfeksikan genomnya ke dalam sel inang, maka virus hewan diselubungi oleh endositosis atau, jika terbungkus membran, menyatu dengan plasmalema inang dan melepaskan inti nukleoproteinnya ke dalam sel. Beberapa virus (misalnya virus polio), mempunyai tempat-tempat reseptor yang khas pada sel inangnya, yang memungkinkannya masuk. Setelah di dalam, biasanya genom tersebut mula-mula ditrskripsi oleh enzim inang tetapi kemudian biasanya enzim yang tersandi oleh virus akan mengambil alih. Sintesis sel inang biasanya berhenti, genom virus bereplikasi dan kapsomer disintesis sebelum menjadi virion dewasa. Virus biasanya mengkode suatu enzim yang diproduksi terakhir, merobek plasma membran inang (tahap lisis) dan melepaskan keturunan infektif; atau dapat pula genom virus terintegrasi ke dalam kromsom inang dan bereplikasi bersamanya (provirus). Banyak genom eukariota mempunyai komponen provirus. Kadang-kadang hal ini mengakibatkan transformasi neoplastik sel melalui sintesis protein biasanya hanya diproduksi selama penggandaan virus. Virus tumor DNA mencakup adenovirus dan papavavirus; virus tumor DNA terbungkus dan mencakup beberapa retrovirus (contohnya virus sarkoma rous).


Klasifikasi virus

Virus dapat diklasifikasi menurut kandungan jenis asam nukleatnya. Pada virus RNA, dapat berunting tunggal (umpamanya pikornavirus yang menyebabkan polio dan influenza) atau berunting ganda (misalnya revirus penyebab diare); demikian pula virus DNA (misalnya berunting tunggal oada fase φ × 174 dan parvorirus berunting ganda pada adenovirus, herpesvirus dan pokvirus). Virus RNA terdiri atas tiga jenis utama: virus RNA berunting positif (+), yang genomnya bertindak sebagai mRNA dalam sel inang dan bertindak sebagai cetakan untuk intermediat RNA unting minus (-); virus RNA berunting negatif (-) yang tidak dapat secara langsung bertindak sebagai mRNA, tetapi sebagai cetakan untuk sintesis mRNA melalui virion transkriptase; dan retrovirus, yang berunting + dan dapat bertindak sebagai mRNA, tetapi pada waktu infeksi segera bertindak sebagai cetakan sintesis DNA berunting ganda (segera berintegrasi ke dalam kromosom inang ) melalui suatu transkriptase balik yang terkandung atau tersandi. Setiap virus imunodefisiensi manusia (HIV) merupakan bagian dari subkelompok lentivirus dari kelompok retrovirus RNA. Virus ini merupakan penyebab AIDS pada manusia, menginfeksi setiap sel yang mengekspresikan tanda permukaan sel CD4, seperti pembentuk T-sel yang matang.

Reproduksi virus
Reproduksi virus secara umum terbagi menjadi 2 yaitu siklus litik dan siklus lisogenik
Siklus litik dalam virologi merupakan salah satu siklus reproduksi virus selain siklus lisogenik. Siklus litik dianggap sebagai cara reproduksi virus yang utama karena menyangkut penghancuran sel inangnya.
Siklus litik, secara umum mempunyai tiga tahap yaitu adsorbsi & penetrasi, replikasi (biosintesis) dan lisis.
Setiap siklus litik dalam prosesnya membutuhkan waktu dari 10-60 menit



Tahapan siklus

Adsorbsi & penetrasi
Tahap adsorbsi yaitu penempelan virus pada inang. Virus mempunyai reseptor protein untuk menempel pada inang spesifik.
Setelah menempel, virus kemudian akan melubangi membran dari sel inang dengan enzim lisozim. Setelah berlubang, virus akan menyuntikkan DNA virusnya kedalam sitoplasma sel inang.
Replikasi (Biosintesis)
Setelah disuntikkan kedalam sel inang, DNA[2][3] dari virus akan menonaktifkan DNA sel inangnya dan kemudian mengambil alih kerja sel inang, lalu menggunakan sel tersebut untuk memperoleh energi dalam bentuk ATP untuk melanjutkan proses reproduksinya.
DNA dari virus, akan menjadikan sel inang sebuah tempat pembentukan virus baru, kemudian DNA akan mengarahkan virus untuk menghasilkan protein dan mereplikasi DNA virus untuk dimasukkan ke dalam virus baru yang sedang dibuat.
Molekul-molekul protein (DNA) yang telah terbentuk kemudian diselubungi oleh kapsid, kapsid dibuat dari protein sel inang dan berfungsi untuk memberi bentuk tubuh virus.
Lisis
Tahap lisis terjadi ketika virus-virus yang dibuat dalam sel telah matang. Ratusan virus-virus kemudian akan berkumpul pada membran sel dan menyuntikkan enzim lisosom yang menghancurkan membran sel dan menyediakan jalan keluar untuk virus-virus baru. Sel yang membrannya hancur itu akhirnya akan mati dan virus-virus yang bebas akan menginvasi sel-sel lain dan siklus akan berulang kembali.



Siklus lisogenik

Siklus lisogenik dalam virologi merupakan siklus reproduksi virus selain siklus litik. Tahapan dari siklus ini hampir sama dengan siklus litik, perbedaannya yaitu sel inangnya tidak hancur tetapi disisipi oleh asam nukleat dari virus. Tahap penyisipan tersebut kemudian membentuk provirus.
Siklus lisogenik secara umum mempunyai tiga tahap, yaitu adsorpsi dan penetrasi, penyisipan gen virus dan pembelahan sel inang.

Jumat, 12 November 2010

Bakteri yang menguntungkan

1) Rhizobium bersimbiosis pada akar leguminosarum untuk mengikat nitrogen.
2) Azotobacter hidup di dalam tanah dan dapat mengikat nitrogen sehingga dapat menyuburkan tanah.
3) Eschereria coli membantu pembusukan makanan di dalam usus besar dan penghasil vitamin K yang membantu pembekuan darah.
4) Lactobacillus sp. dimanfaatkan untuk proses pembuatan susu yogurt, terasi, dan susu keju.
5) Acetobacter xylium dimanfaatkan untuk pembuatan nata de coco.
6) Acetobacter dimanfaatkan untuk mengubah air cuka menjadi alkohol dan alkohol menjadi asam cuka.
7) Bakteri saprofit anaerob dimanfaatkan untuk pembuatan gas bio atau biogas.
9) Streptococcus griceus dimanfaatkan untuk penghasil antibiotic streptomisin sehingga banyak dimanfaatkan dalam industri obatobatan.
10) Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus dimanfaatkan dalam proses pembuatan yogurt.
11) Streptococcus lactis dimanfaatkan dalam proses pembuatan mentega.
12) Pediococcus cerevisiae dimanfaatkan dalam proses pembuatan sosis.

Sabtu, 23 Oktober 2010

François Quesnay

François Quesnay (4 Juni 1694 - 16 Desember 1774) adalah seorang ekonom Perancis dari sekolah Physiocratic [1] Ia dikenal untuk menerbitkan "Tableau économique" (Ekonomi Tabel) tahun 1758, yang memberikan dasar-dasar ide-ide. yang Physiokrat. Ini mungkin merupakan karya pertama untuk mencoba menggambarkan cara kerja ekonomi dengan cara analitis, dan dengan demikian dapat dilihat sebagai salah satu kontribusi penting pertama untuk pemikiran ekonomi

aktivitas perdagangan yang ditentukan oleh hukum permintaan dan penawaran

jika produsen tidak mendapatkan pembeli dan barangnya, ia akan menjualnya pada harga yang lebih murah dan harga dapat diturunkan dengan mengurangi permintaan.
pengurangan margin keuntungan dengan mengurangi harga akan menyebabkan peningkatan penjualan, dan karenanya terjadi peningkatan laba. karena makanan adalah kebutuhan pokok, motivasi laba harus seminimal mungkin mendorong perdagangan makanan, karena mungkin terjadi eksploitasi melalui harga dan laba yang berlebihan.

Minggu, 10 Oktober 2010

Penyakit yang Disebabkan oleh Virus

Penyakit Hewan yang Disebabkan Oleh Virus



Tetelo


Penyakit tetelo, yakni jenis penyakit yang menyerang bangsa unggas, terutama ayam.

Menyerang : pencernaan

Virus : new castle disease virus (NCDV)

Penularan : Virus yang terbawa udara

Gejala :
• mengantuk
• kepala tertunduk
• Baru mau bangun atau bergerak kalau ada bunyi atau gerakan yang tiba-tiba (reaksi terkejut dan terpaksa)
• Pial dan jengger membiru
• Bulu kusam
• Nafsu makan terganggu
• Kurus
• Tinja pada permulaan penyakit berwarna putih seperti kapur dan padat, lambat laun menjadi encer dan hijau.
• kehilangan keseimbangan dalam berjalan
• memutar-mutarkan kepala
• berjalan berkeliling-keliling
• berjalan mundur
• kepala tergeletak
• lumpuh

Pengobatan :
• Pisahkan ayam yang sakit dari ayam lain yang sehat.
• Berikan obat pada ayam sudah terjangkit.

Pencegahan :
• Pelihara ayam dalam kandang terbatas, jangan memasukkan ayam luar sebelum dikarantina atau divaksin dan dipastikan tidak membawa sumber penyakit.
• Menjaga kebersihan kandang dan melakukan pemeliharaan yang baik.
• Melakukan vaksin pada ayam.

Mulut dan Kuku


Penyakit kuku dan mulut, yakni jenis penyakit yang menyerang ternak sapi dan kerbau.

Menyerang : Tangan, kaki, dan rongga mulut

Virus : picorna-virus

Penularan :
• Virus yang terbawa oleh angin
• Persinggungan badan dengan hewan ternak yang sudah terinveksi
• Pakan ternak yang mengandung virus.

Gejala :
• suhu tubuh meningkat
• biasanya suhu tersebut akan turun setelah terbentuknya lepuh-lepuh. Lepuh-lepuh tersebut dapat ditemukan didalam mulut sehingga menyebabkan meningkatnya saliva dalam mulut sehingga terbentuk busa disekitar bibir. Lepuh tersebut juga dapat ditemukan pada ambing yang menyebabkan produksi susu turun dan kadang dapat menyebabkan keguguran. Pada tracak biasanya lepuh terjadi bersamaan dengan proses yang terjadi didalam mulut. Lepuh yang terjadi menyebabkan rasa sakit atau nyeri pada hewan yang menderita, sehingga menyebabkan hewan tersebut malas bergerak dan hanya mau berbaring.

Pengobatan :

Pencegahan : Memberikan vaksin terhadap hewan ternak



Rabies


Menyerang : sistem saraf pusat

Virus : Bovine Herves-virus tipe 1

Penularan : Melalu gigitan hewan yang terinveksi

Gejala penyakit dikenal dalam 3 bentuk :

1. Bentuk ganas (Furious rabies) Masa eksitasi panjang, kebanyakan akan mati dalam 2-5 hari setelah tanda-tanda terlihat.
Tanda-tanda yang sering terlihat :

• Hewan menjadi penakut atau menjadi galak.
• Senang bersembunyi di tempat-tempat yang dingin, gelap dan menyendiri tetapi dapat menjadi agresif .
• Tidak menurut perintah majikannya.
• Nafsu makan hilang dan air liur meleleh tak terkendali.
• Hewan akan menyerang benda yang ada disekitarnya & memakan barang, benda-benda asing seperti batu, kayu dsb.
• Menyerang dan menggigit barang bergerak apa saja yang dijumpai.
• Kejang-kejang disusul dengan kelumpuhan.
• Ekor diantara 2 (dua) paha.

2. Bentuk diam (Dumb Rabies) Masa eksitasi pendek, paralisa cepat terjadi.
Tanda- tanda yang sering terlihat:
• Bersembunyi di temapat yang gelap dan sejuk
• Kejang-kejang berlangsung sangat singkat, bahakan sering tidak terlihat.
• Lumpuh, tidak dapat menelan, mulut terbuka.
• Air liur keluar terus menerus (berlebihan).

3. Bentuk Asystomatis.
Tanda- tanda yang sering terlihat:
• Hewan tidak menunjukkan gejala sakit.
• Hewan tiba-tiba mati

Tanda-Tanda Penyakit Anjing Gila Pada Kucing
Gejala atau tanda-tanda yang terlihat hampir sama pada anjing, seperti :

• Menyembunyikan diri, banyak mengeong.
• Mencakar-cakar lantai, menjadi agresif.
• 2-4 hari setelah gejala pertama biasa terjadi kelumpuhan, terutama di bagian belakang.

Pengobatan : -

Pencegahan : Memberikan vaksinasi rutin terhadap hewan peliharaan



Penyakit Avian Influenza (Ai)


Menyerang : Sistem pernafasan

Virus : H5N1

Penularan :
• Lewat makanan dan minuman yang tercemar oleh kuman
• Udara yang tercemar virus
• Lewat kotoran yang tercemar

Gejala :
Gejala timbulnya penyakit biasanya ditandai dengan terjadinya kematian mendadak dalam jumlah yang banyak (dapat mencapai 100%) yang ditandai dengan kematian yang meningkat secara drastis.Kematian terjadi secara perakut (sangat cepat) sehingga unggas yang terserang kebanyakan tidak/belum menunjukkan gejala klinis sebelum mati maupun perubahan patologis anatomis setelah mati.Hanya ±5 – 10% ayam yang terserang penyakit menunjukkan gejala yang cukup diagnostik untuk penyakit AI.

Gejala klinis yang terjadi pada Avian Influenza ini sangat bervariasi tergantung faktor inang yang diserang yaitu jenis, umur, kelamin, dan infeksinya. Selain factor inang, tipe virus influenza dan factor lingkungan juga menentukan. Beberapa virus dapat menyebabkan penyakit yang berbahaya dalam suatu jenis dan tidak menular pada jenis lain.

Pada unggas liar yang terserang biasanya tidak menunjukkan gejala klinis. Gejala-gejala klinis yang tampak pada hewan yang terserang meliputi gejala pernafasan, enteric, reproduksi dan terganggunya system syaraf.

Pola kematian tergantung dari cara/tipe pemeliharaan unggas seperti pemberian air minum dengan nipple atau dengan paralon, jumlah ayam dalam satu kandang battery, model/cara pemberian pakan, dsb. akan sangat mempengaruhi pola penyakit dan kematian unggas.

Berikut beberapa gejala klinis pada berbagai jenis ayam :


• Pada ayam petelur.

a) Kasus akut/perakut.

1. Ayam terlihat mengalami depresi, nafsu makan turun dan terjadi kelemahan.

2. Terjadi diare putih kehijauan dan sangat encer.

3. Penurunan produksi telur dan adanya kerabang telur yang lunak.

4. Suhu tubuh meningkat (panas).

b) Kasus subakut (lebih lama sakitnya).

5. Ayam mengalami depresi berat yang ditandai dengan menundukkan kepala dan keluar lendir kental dari mulut.

6. Terjadi sianosis dan udema berat pada jengger dan pial.

7. Udema dibawah kulit kepala terutama sekitar pharynx (dagu).

8. Terdapat perdarahan petekial dan/atau ekimotik pada kaki.

9. Gangguan pernafasan seperti ngorok, keluar leleran (jernih – kental) dari mulut dan hidung.

• Pada ayam broiler.

a) Gejala klinisnya mirip pada ayam petelur seperti:

1. Ayam mengalami depresi yang ditandai dengan menundukkan kepala dan keluar lendir kental dari mulut, nafsu makan turun dan terjadi kelemahan.

2. Terjadi diare putih kehijauan yang sangat encer.

3. Terjadi sianosis dan udema berat pada jengger dan pial dan terdapat timbunan cairan udema dibawah kulit kepala dan sekitar pharynx (dagu) secara merata sehingga kepala nampak bengkak dan kebiruan.

4. Terdapat perdarahan petekial dan/atau ekimotik pada kaki.

5. Gangguan pernafasan, ngorok, keluar leleran (jernih – kental) dari mulut.

• Pada ayam buras.

Gejalanya mirip gejala klinis pada ayam petelur tetapi diikuti dengan adanya pembengkakan kepala yang ekstrim akibat adanya udema bawah kulit kepala secara merata. Sianosis terjadi merata pada bagian kulit kepala sehingga kepala ayam nampak bengkak dan berwarna kebiruan.

• Pada ayam buras arab.

Gejala klinisnya mirip seperti pada ayam petelur.

• Pada puyuh.

Pada puyuh yang terserang AI tidak terlihat adanya gejala-gejala klinis yang jelas, tanda-tanda penyakit yang dapat diamati antara lain:

1. Kematian mendadak dalam jumlah yang banyak.
2. Sebagain puyuh yang sakit terlihat mengalami depresi.
3. Ditemukan adanya telur dengan kerabang putih.
4. Penurunan produksi telur.

• Pada itik, angsa dan itik manila (menthok).

Gejala klinisnya tidak menciri dan ditandai dengan:

1. Kematian yang meningkat jumlahnya.
2. Itik sakit mengalami depresi, sebagian mengalami kelumpuhan dan kesulitan berjalan.
3. Kepala tremor dan ada sebagian mengalami tortikolis.
4. Terjadi penurunan produksi telur secara drastis.
5. Catatan: Itik cenderung lebih tahan dari pada ayam dan unggas yang lain.

• Pada burung merpati:

Gejala penyakitnya tidak menciri:

1. Terjadi kematian mendadak dalam jumlah yang banyak dan burung yang sakit terlihat mengalami depresi.
2. Kepala gemetar (tremor) diikuti dengan kelumpuhan kemudian kepala diletakkan dilantai dan mati.

Pengobatan : -

Pencegahan :
• Vaksinasi hewan unggas
• Membersihkan kandang secara teratur















Penyakit Pada Manusia yang Disebabkan Oleh Virus


Influensa

Menyerang : Saluran pernafasan

Virus : RNA dari famili Orthomyxoviridae

Penularan : Udara yang tercemar virus

Gejala :
• Demam mendadak
• Asma
• Pilek
• sakit kerongkongan
• batuk
• sakit otot
• sakit kepala
• bersin-bersin
• diare.

Pengobatan : mengunjungi dokter dan meminum obat flu

Pencegahan :
• Mencuci tangan sesering mungkin dengan sabun
• Minumlah yang banyak karena air berfungsi untuk membersihkan racun



Campak


Menyerang : Kulit

Virus : virus campak atau morbili

Penularan : melalui perantara udara atau semburan ludah (droplet) yang terisap
lewat hidung atau mulut

Gejala :

1. dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi :
• Panas badan
• nyeri tenggorokan
• hidung meler ( Coryza )
• batuk ( Cough )
• Bercak Koplik
• nyeri otot
• mata merah ( conjuctivitis )

2. 2-4 hari kemudian :
• bintik putih kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik)
• muncul ruam (kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal. Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam kemerahan yang menonjol).

3. Pada puncak penyakit :
• Ruam meluas
• suhu tubuh mencapai 40° Celsius

Pengobatan : segala gejala yang muncul harus diobati, misalnya jika ditangani
dengan obat penurun demam, jika diare maka diberi obat untuk
mengatasi diarenya, jika batuk diatasi dengan mengobati
batuknya.

Pencegahan : paramiksovirusaksinasi campak



Poliomielitis


Menyerang : Anggota gerak

Virus : Poliovirus

Penularan : Kontak langsung dengan penderita

Gejala :
• demam
• merasa lemah
• nyeri kepala
• muntah
• Dalam 24 jam :
– terlihat kekakuan pada leher dan punggung
– Penderita terlihat mengantuk
– Iritabel
– Cemas
– kaku otot
– nyeri otot ringan.

Pengobatan : -

Pencegahan : Imunisasi



AIDS


Menyerang : Sistem kekebalan tubuh
Virus : Human Immunodeficiency Virus HIV

Penularan :
• Hubungan intim
• Transfusi darah yang terkontaminasi
• Penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi
• Ibu hamil/menyusui yang telah terjangkit

Gejala :
1. Pada saluran pernafasan :
• nafas pendek
• henti nafas sejenak
• batuk
• nyeri dada
• demam

2. Pada saluran Pencernaan :
• hilangnya nafsu makan
• mual dan muntah
• mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan
• mengalami diarhea yang kronik.

3. Berat badan tubuh :
• Penderita mengalami hal yang disebut juga wasting syndrome, yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10% dibawah normal karena gangguan pada sistem protein dan energy didalam tubuh seperti yang dikenal sebagai Malnutrisi termasuk juga karena gangguan absorbsi/penyerapan makanan pada sistem pencernaan yang mengakibatkan diarhea kronik, kondisi letih dan lemah kurang bertenaga.

4. Pada sistem syaraf :
• Terjadinya gangguan pada persyarafan central yang mengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi, sering tampak kebingungan dan respon anggota gerak melambat.
• Pada system persyarafan ujung (Peripheral) akan menimbulkan nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki, refleks tendon yang kurang, selalu mengalami tensi darah rendah dan Impoten.

5. Pada sistem Integument (Jaringan kulit :
• Penderita mengalami serangan virus cacar air (herpes simplex) atau carar api (herpes zoster) dan berbagai macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit.
• mengalami infeksi jaringan rambut pada kulit (Folliculities)
• kulit kering berbercak (kulit lapisan luar retak-retak)
• Eczema atau psoriasis.

6. Pada saluran kemih dan Reproduksi pada wanita :
• Mengalami penyakit jamur pada vagina
• Luka pada saluran kemih, menderita penyakit syphilis
• peradangan rongga (tulang) pelvic dikenal
sebagai istilah pelvic inflammatory disease (PID)
• mengalami masa haid yang tidak teratur (abnormal).

Pengobatan : -

Pencegahan : Menghindari kontak langsung antara lapisan kulit dalam dengan
cairan tubuh yang mengandung HIV




















Penyakit Pada Tumbuhan yang Disebabkan Oleh Virus



TMV


Menyerang : Daun

Virus : Tobacco mosaic virus

Penularan :

Gejala : bercak-bercak kuning pada daun yang menyebar, seperti mosaik.

Pengobatan :

Pencegahan :



Tungro


Menyerang :

Virus : Rice Tungro Bacilliform Virus dan Rice Tungro Spherical Virus

Penularan : lewat serangga yang membawa virus

Gejala :
• tanaman tumbuh kerdil
• berkurangnya jumlah anakan
• Pelepah dan helaian daun memendek
• daun yang terserang berwarna kuning sampai kuning-oranye
• Daun muda berlurik atau strip berwarna hijau pucat sampai putih dengan panjang berbeda sejajar dengan tulang daun

Pengobatan : -

Pencegahan :
• Cabut dan bakar tanaman yang sakit
• Tanam padi saat populasi wereng hijau dan
tungro rendah.
• Tanam serempak
• Penggunaan pestisida



Budok


Menyerang :

Virus : mycoplasm like organism (MLO)

Penularan : Disebarkan oleh serangga

Gejala :
• adanya benjolan-benjolan kecil pada permukaan atas dan bawah daun, serta batang
• penghambatan pertumbuhan vegetatif sehingga rumpun tanaman tidak bertambah besar
• permukaan batang menebal
• ruas batang memendek
• pada ketiak cabang tumbuh tunas-tunas berdaun keriput dan kerdil
• umpun tanaman yang terserang pertumbuhannya terhenti
• kanopinya cenderung mengecil.

Pengobatan :

Pencegahan :
• Menggunakan benih yang sehat dan bebas penyakit budog.
• Lakukan sortasi benih sebelum penanaman, untuk menyakinkan benih sehat dan bebas penyakit budog.
• Pengendalian dapat dilakukan secara teknis budidaya (khususnya pengolahan lahan, drainase yang baik).
• Lakukan pengelolaan kebun secara rutin terutama untuk memonitoring penyakit sehingga diketahui lebih dini gejala awal penyakit budog.
• Lakukan pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan inang penyakit Budog.
• Bila tanaman sudah terserang, lakukan pencabutan dan pembakaran tanaman yang sakit (eradikasi) yang akan menjadi sumber inokulum penyakit.
• Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan fungisida di persemaian, dengan cara merendam setek dalam fungisida (sebelum disemai).
• Gunakan fungisida pada tanaman setelah pemanenan bila pada kebun ada yang terserang penyakit budog.

Rabu, 26 Mei 2010

Sesuatu yang hidup

Hari Sabtu saya mo nginep di rumah sepupu. Nah sebelum berangkat ada tukang bubur ayam lewat depan rumah gua (oke itu sebenernya bubur nasi cuma pake ayam). Berhubung gua belum makan, jadi gua beli tuh bubur. Ternyata cuma sanggup makan 1/4 piring. Abis itu gua langsung cabut bareng nyokap. Nyokap dan ade gua mo ke Bandung, Rumah kosong deh.

Sesampainya di rumah sepupu, gua ga bisa kemana-mana. Karena terakhir kali gua nginep di sana, gua diomelin bokap gara-gara gua maen terus. Walhasil gua cuma bisa maen sama anak 9 tahun. Maklum sepupu gua masih SD. Mungkin gua lagi beruntung kali ya? ternyata sepupu gua yang umurnya ga jauh beda sama gua juga mo ikutan nginep. jadi bisa ngobrol gua. haha

Hari Senin gua ada perpisahan Sekolah ke Bandung. Nah yang ini ga usah gua tulis panjang lebar. Pokoknya seru. Tapi parahnya pas di Cihampelas gua sakit perut sampe cuma bisa beli kaos 1. Pulangnya gua molor dari Bandung sampe Bogor. haha... Sampe bogor kurang lebih jam 11an, gua kurang inget waktunya (gua masih setengah sadar).

Gua ga balik ke rumah gua, tapi ke rumah sepupu gua (lagi?), sialnya sepupu gua yang SMP itu udah balik ke rumahnya.

Hari Selasa sore gua balik, Ketemu sama nyokap di KFC. Pas nyanpe rumah, gua buka pintu depan. Terlihatlah tuang tamu dan sesuatu di atas meja tamu rumah gua (sudah berjamur dan ada ratusan makhluk hidup yang tinggal di situ). Penasaran apa itu? Ternyata itu bubur yang waktu hari Sabtu ga gua abisin.

wkwkwk.....
Anehnya tuh bubur ga bau. Karena penasaran gua liatin apa yang tinggal dan bergerak-gerak di bubur gua. Untung gua masih sadar (ga gua makan).
hahaha....